Seperti yang kita tahu, sirkumsisi di Indonesia biasanya dilakukan saat balita sampai usia sekolah. Namun, ternyata penelitian membuktikan bahwa waktu yang paling tepat untuk tindakan sunat ialah saat baru lahir (bayi usia 0-28 hari). Hal ini dikarenakan sirkumsisi pada bayi membawa keuntungan yang lebih banyak dan resiko operasi yang lebih kecil. Efek langsung dari sirkumsisi bayi baru lahir ialah perlindungan terhadap infeksi saluran kemih 10 kali lipat dibandingkan dengan bayi yang tidak di sunat. Pada periode ini, sistem saluran kemih belum berkembang sempurna, sehingga mudah terjadi infeksi. Infeksi saluran kemih pada bayi yang usianya lebih muda memberikan gejala yang lebih parah dari mulai demam tinggi, sepsis sampai kematian. Sirkumsisi juga melindungi bayi dari infeksi kulit penis yang diakibatkan oleh bakteri Candida.
Operasi sunat pada bayi juga lebih disukai karena komplikasinya yang kecil (0,2%-0,8%). Hal ini disebabkan karena bayi baru lahir belum banyak bergerak sehingga operasi yang dilakukan dapat lebih cepat. Waktu penyembuhan yang singkat, tidak diperlukannya jahitan dan hasil kosmetik yang baik juga menjadi alasan kenapa sunat lebih direkomendasikan di usia bayi. Meskipun begitu, AAP tetap memberikan pilihan dan keputusan sirkumsisi anak laki-laki kepada orang tuanya. Jika orang tua memilih untuk menyunat anaknya dikemudian hari, masih lebih baik dibandingkan dengan tidak menyunat anaknya sama sekali.
Referensi
Morris B, Waskett J, Banerjee J, Wamai R, Tobian A, Gray R, et al. A 'snip' in time: what is the best age to circumcise? BMC Pediatrics. 2012;12(1):20
Tobian AA, Gray RH. The medical benefits of male circumcision. JAMA. 2011;306(13):1479-80.
untuk wilayah sumatera belum ada cabangnya ya min?